Jumat, 02 Juli 2010

FIXIE BIKE, FIXIE BACK! (for tabloid Tamu)



Pada mulanya sepeda fixie hanya digunakan oleh bike messenger di kota-kota besar di AS. Dengan intensitas aktivitas yang cukup tinggi bike messenger memerlukan sepeda yang relatif bebas dari pemeliharaan sistem penggeraknya. Sehingga mayoritas bike messenger akhirnya menggunakan sepeda single speed tanpa menggunakan freehub yang dikenal dengan nama fixie. Bahkan yang lebih ekstrim seluruh rem juga tidak digunakan. Menghindari dari halangan cukup dengan melakukan manuver menghindar atau memberhentikan kayuhan saja atau dikenal dengan skidding.
Jenis setang yang digunakan pada fixie yaitu kebanyakan ridernya tidak menggunakan model tanduk domba seperti pada sepeda balap, tapi cukup menggunakan stang lurus yang dipotong menjadi lebih pendek, sehingga gampang digunakan untuk menyelip-nyelip diantara mobil-mobil dilalu lintas kota besar.
Fixie tidak menggunakan rem dan operan gigi, sehingga sepeda fixie terlihat simpel, minimalis dan keren. Namun dibeberapa negara diluar negeri seperti  Amerika, Inggris, Jerman dan Australia terdapat aturan tegas tentang sebuah sepeda yang layak pakai dijalanan umum, yaitu minimal memiliki rem pada bagian roda depan, tentu saja kategori itu tidak dapat dipenuhi oleh fixie bike yang notabene tidak mempunyai rem pada bagian depan dan belakang, karena hanya mengandalkan kekuatan kaki untuk menahan putaran pedal sehingga laju sepeda dapat terhenti, namun hal itu pulalah yang menyebabkan fixie menjadi booming, karena melanggar aturan. Trend fixie semakin menggila (termasuk di Indonesia) setelah brand-brand sepeda terkenal juga memproduksi fixie bike mereka sendiri dan kegilaan itu semakin menjadi ketika brand-brand ternama mulai memakai fixie dalam beberapa iklan. (Laras)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar